Tuesday, June 15, 2021

What I Learn From: The Bold Type

 Setelah cukup lama gak nulis apa-apa selain caption Instagram atau Tweet, marilah kembali menulis dari hal-hal sederhana yang saya saksikan (atau alami) beberapa waktu belakangan.

The Bold Type' Season 5: News, Release Date, and Spoilers - Info on the  Last Season of 'The Bold Type'

 

Nonton serial gak lagi jadi pilihan saya. Terakhir menyelesaikan Reply 1988 di libur akhir tahun 2020 lalu dan rasanya gak mau move-on dari persahabatan geng gang Ssang-mun dong ini. Bahkan ketika saya coba menonton reality series, Youth Over Flower, di mana empat orang dari cast Reply 1988 bertualang ke Afrika dengan impromptu, ternyata gak membuat saya betah nonton sampai serial tersebut selesai. Jadilah yang namanya nonton serial makin terasa sulit cocok dan selesai sampai akhir. Sampai sekitar akhir Mei random nemu series The Bold Type di Netflix. Kirain serial baru, ternyata sudah empat season. Haha.

Serialnya tentang persahabatan tiga orang yang kerja di majalah Scarlet di New York, Kat, Jane dan Sutton. Mereka punya posisi beda-beda di kantor tersebut tapi selalu bisa curhat dan menggunakan secret code; fashion closet kalo ada hal penting yang harus mereka obrolin. Ketiga perempuan ini usianya lagi matang-matangnya, karier lagi menukik tetapi juga dalam tahap eksplorasi dalam hubungan percintaan dan seksual. Seperti judulnya, masalah-masalah mereka bisa dibilang jadi pemantik karakter individunya dan respon terhadap situasi terkini. 

The Bold Type” Season 4 Is Coming to Freeform | Teen Vogue

Sayangnya, masuk musim ketiga akhir dan keempat rasanya saya makin gak simpatik dengan karakter dan cara-cara penyelesaian masalahnya. Tapi berhubung tulisan ini bukan soal reviu cerita atau serial, saya akan langsung bahas apa yang sebenarnya menarik untuk dipelajari dari serial ini. 

KAT dan previllegenya.

The Bold Type' Star Meghann Fahy Reveals the Secret Backstory of Sutton's  'Unique' Wedding Dress! (Exclusive) | Entertainment Tonight 

Kat merasa dia half black-half white. Kalo inget serial This Is Us saya jadi ingat karakter Randall Pearson, anak adopsi dari orangtua kandung African American dan dibesarkan di keluarga putih. Ia disebut oreo karena black outside-white inside, alias punya attitude dan pola pikir yang 'putih' sebagai orang dari kulit berwarna (POC). Kat besar dengan orangtua yang liberal, memberikan banyak kebebasan plus punya karier yang cukup cepat menanjak di usia yang belum 30 tahun dan menjabat sebagai director of social media. Sebagai queer ia juga merasa mudah untuk came out dan tak ada banyak hambatan di pekerjaan atau lini lain. Banyak sekali contoh-contoh Kat dalam kehidupan sehari-hari. Dulu saat kerja di media, posisi manajer sebuah posisi penting yang jika anak-anak baru mendudukinya seolah-olah sudah jadi orang paling hebat sedunia. Nyatanya? Tidak! Posisi itu bisa dibuat oleh perusahaan jika memang bisa, gaji pun tinggal diatur plus beberapa anak buah sebagai apprentice.  Kenapa harus belajar dari Kat? 

Kat sempat tergelincir beberapa kali ketika harus menyuarakan opini apalagi dia platform yang besar. Hal baik sempat dia ambil, termasuk ketika ia membela anak buahnya yang secara status pendidikan gak masuk syarat untuk kerja di Scarlet. She took the leap! Sayangnya, Kat juga tergelincir saat ia mencoba membocorkan data keuangan dan pajak big-bossnya di Safford (Holdingnya Scarlet) lewat cuitannya. Tentunya kebocoran data bukan sekadar pencemaran nama baik, atau UU ITE kalo di Indonesia :p tetapi cara ia mendapatkannya juga ilegal. Jadilah dia dipecat dari Scarlet. Lebih-lebih, ternyata selama ini apartemennya merupakan punya orangtuanya dan dia sempat beberapa bulan tanpa pekerjaan (atau simpanan dana darurat) jadilah ia menumpang tinggal bareng Jane. Ternyata previllege Kat akhirnya akan ada batasnya juga.

JANE dan BRACnya 

The Bold Type Review: The Breast Issue (Season 1 Episode 6) | Tell-Tale TV

Jane punya riwayat kanker payudara dari ibunya. Ia juga akhirnya memutuskan untuk melakukan double maesectomy di umurnya yang belum 30 tahun. Di waktu yang sama, ia terpilih jadi salah satu kandidat 30 Under 30s Forbes karena dianggap tulisannya berani dan berhasil mengangkat isu-isu penting saat ini. Sayangnya, Jane gak merasa penting ada dalam daftar itu. Ibunya meninggal di usia 31 tahun, dan bagi Jane justru ia pengen bisa tetap bisa melakukan sesuatu di usia 30 ke atas tanpa embel-embel pentingnya ada di daftar 30 under 30s ini. Mengingat banyaknya milenial muda merasa penting ada di daftar-daftar ini, memang harusnya jadi refleksi soal 'apa yang dilakukan' daripada angka-angka yang jadi embel-embel semata. Keputusan akhirnya mengangkat payudara bagi perempuan di bawah 30 tahun juga jadi isu penting. Selepas operasi, Jane juga merasa bukan dirinya dan harus mengenal dirinya lagi untuk 'jadi dirinya'. Seberapa banyak dari kita yang benar-benar mengenal diri sendiri di luar persona yang ditampilkan? This is a lot, Jane! 

The Bold Type' Tackles BRCA DNA Testing On Tonight's Ep - Sneak Peek Here!:  Photo 1103599 | Katie Stevens, Television, The Bold Type Pictures | Just  Jared Jr.

SUTTON dan percintaannya

The bombshell of the group, dia seperti hidup dalam fairytale. Awalnya jadi asisten, naik jadi asisten stylist dan akhirnya jadi stylist di Scarlet. Begitu juga percintaannya, awalnya hanya hook up dengan Richard salah satu board  Safford yang usianya nyaris 15 tahun lebih tua dan kemudian jadi hubungan serius. Rasanya memang too good to be true melihat hubungan Sutton dan Richard, belum lagi gap ekonomi terlihat jelas dan Sutton merasa canggung awalnya menikmati semua fasilitas dari Richard. Ia tetap mau membayar makanannya sendiri saat kencan, bahkan mencuci sendiri bajunya ketika Richard sebenarnya punya helper yang melakukan semua urusan rumah tangganya. Sutton sempat juga menyebut, gaji sebulannya adalah gaji seminggu Richard. Ia ingin menancapkan taringnya juga bahwa mereka setara dalam hubungan tersebut. 

The Bold Type' stars tease final season, more Richard and Sutton drama | GMA

Ketika sampai akhirnya hubungan mereka benar-benar serius dan Sutton keguguran pasca empat bulan pernikahan, Ia menyadari kalau sebenarnya ia tidak pernah menginginkan anak dan menjadi ibu. Trauma dengan sang ibu yang pemabuk dan jauh dari sosok ideal orangtua membuat Sutton seperti takut akan menjadi ibu yang sama dengan Barbs, ibunya. Sayangnya, omongan penting perihal anak dan rencana-rencana masa depan sepertinya tidak ada dalam obrolan Sutton dan Richard. Bagaimana perempuan yang ada di puncak karier dan laki-laki yang sudah mapan luput membicarakan topik yang rasanya jadi sensitif seperti anak dan karier. Kalau Sutton mengalah tentu gak mungkin, judul serial ini bisa berubah menjadi Housewives on Westside lol. Namun apakah harus Richard selalu ngalah dan gak bisa meraih mimpinya mengerjakan hal-hal yang dia suka? (Yes, ternyata kerja dengan gaji USD 50,000 per tahun gak membuatnya bahagia). Lesson learned, Sutton!

 12 'The Bold Type' Moments That Were So Empowering, From The Subway Scream  To Jane's Career Move

Verdict dari serial ini, sebenarnya gak membuat saya ingin lanjut ke musim berikutnya, tetapi sepanjang empat musim ini cukup seru melihat isu-isu yang sangat kontekstual terutama di era woke ini diangkat dan pemecahannya bisa sangat detail. Hal-hal yang dianggap remeh di serial lain sepuluh tahun lalu, jadi terasa detail dan penting. Apalagi era #metoo dan Black Lives Matters yang makin relevan dengan konteks pekerjaan atau bahkan kehidupan sosial sehari-hari. Salah satunya, Sex And The City terasa sangat dangkal dan How I Met Your Mother ternyata sangat misoginis.

 

 

Wednesday, March 24, 2021

There is No Void, To Let Them In

Ini mungkin jadi satu dari ratusan hari yang gak pernah kejadian setelah bertahun-tahun. Bangun dari tidur, buka laptop dan maksa buat nulis (yang mungkin gak langsung dipublish juga.)

      Credit: Twitter User


Abis yin yoga, kepala agak sedikit migren dan mual, minum panadol merah. Kiranya akan lebih baik ditemani lagu instrumental untuk pengantar tidur. Masuklah ke playlist BTS seperti biasa, versi instrumental. Ntah kenapa mau denger lagu Spring Day, salah satu lagu yang bikin saya jadi ARMY tapi juga efek lihat video Bangtan nyanyi gantian di You Quiz yang baru rilis malam tadi dan sukses bikin Army sedunia, baik yang paham bahasa Korea, baca terjemahan atau yang sama sekali gak paham tapi tetap bisa menikmati. Kalau lagu ini sukses bikin perih karena perihal Sewol Ferry Incident tahun 2014, saya jadi ingat juga soal lagu Agust D yang konon memasukan unsur kerinduan akan sahabantnya di lagu ini juga. Saya tetiba jadi berpikir soal kawan-kawan saya yang saya rindukan, ada di mana mereka sekarang?

Surprisingly, mereka semua ada di dekat saya. Selama pandemi mereka tetap berkontak, pendek, singkat atau kadang lama dan sering. Bersyukur sekali. Mereka yang memang tidak lagi jadi kawan memang akhirnya menghilang begitu saja. Bahkan orang-orang terkasih yang saya kira akan muncul dalam pikiran saya di tengah malam di tengah kesendirian ternyata tak pernah sedetik pun muncul. Saya kira ada void di perasaan saya yang perlu diisi. Salah satunya oleh Bangtan dan semestanya. Void yang kiranya tak terisi oleh kerabat atau pasangan, impian atau hasrat. Void yang kiranya menggantikan porsi perasaan-perasaan itu, diisi oleh lagu-lagu yang membuat saya berani mengungkapkan perasaan-perasasan saya, termasuk tulisan ini yang penuh ketidaknyamanan. Tidak menunjukan kebanggaan atau kesenangan yang selalu membuncah. 

Lebih dari itu, ternyata tidak ada void yang diisi oleh Bangtan. 

Lewat tulisan dan lagu yang perlu terjemahan mereka hadir di ruang khusus, bukan untuk mengisi kekosongan. Ruangnya ada, awalnya sedikit tetiba meluas. Masuk ke pikiran saya, untuk menggali lagi lebih dalam pikiran sadar atau tanpa sadar saya. Iya, mereka menguatkan. Iya, mereka memberi suara baru. Iya, mereka berbagi kesulitan. Lebih dari itu, rasanya mereka bisa mensejajarkan diri saya dan mereka yang sama-sama manusia. Tanpa jadi pengalihan atau penyeka luka yang sementara. 

This is odd. 

This is beautiful.

This is so far, yet so close.

   Credit: From ON photoshoot



This is so real, indeed yet, surreal.


Jakarta, 25 Maret 2021, 01.22 AM

Sudah setahun lebih di rumah. 

Di atas kasur, impulsif, tanpa lampu dinyalakan.
Lagu House of Cards instrumental.



What I Learn From: BTS Meals, Tokopedia, Mad Beauty and Everything "In The Name of BTS"..

Teaser kolaborasi BTS x McDonalds Tulisan ini ditulis dari pengalaman pribadi dari berbagai perspektif setelah kolaborasi McDonalds dan kola...